• Gunung yang Tunduk dan Terpecah


    Allah berfirman dalam surat Al-Hasyr ayat 21:
    لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚوَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
    "Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir."
    Maksud ayat tersebut adalah gunung yang bisa tunduk (khusyu’) dan merekah terpecah-pecah karena takut kepada Allah Ta’ala apabila pesan Al-Qur an ditujukan untuk gunung. Thahir bin Asyur menjelaskan dalam kitab tafsirnya, At-Tahrir wa At-Tanwir, ‘Pesan kalimat “laroaytahu” pada ayat di atas tidak ditujukkan kepada pihak tertentunamun ditujukan kepada siapa saja yang mendengar firman Allah ini. Dalam hal ini, kata “ru’yah” yang berarti “melihat dengan mata” dianggap tidak ada, karena kata ini terletak sebagai jawaban dari huruf “law (kalau sekiranya)” yang dikenal dengan istilah ‘harful imtina li imtina’ (kata jawab tidak tidak pernah terjadi karena kata syarat termasuk hal-hal yang mustahil terjadi).
    Lalu, apakah benar aklau ketundukan gunung itu tidak akan pernah terjadi karena Al-Qur an tidak pernah diturunkan kepadanya? Dengan kata lain, apakah kalimat jawab “laro aytahu” otomatis tidak akan pernah terjadi karena kalimat syarat ”law anzalnaa hudzal Qur an (kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur an ini)” tidak pernah terjadi?.
    Dengan begitu hikmah yang dapat kita petik, bahwa jika memang Al-Qur an diturunkan kepada gunung, niscaya ia akan tunduk dan patuh. Akan tetapi, hal ini tidak mengharuskan tundukdan patuhnya gunung itu hanya karena Al-Qur an yang diturunkan kepadanya. Oleh karena itu, ketundukan dan kepatuhan gunung tetap terjadi karena ada sebab lain yang mengharuskan ia tunduk dan takut kepada Allah Azza wa Jalla.
  • 0 comments:

    Post a Comment

    Powered by Blogger.